Halaqah 151: Aqidah Ahlu Sunah terhadap Khulafaur Ar Rasyidin

Halaqah yang ke-151 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.

Masih pada pembahasan aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah tentang para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan diantaranya yang disebutkan oleh beliau di sini adalah tentang bagaimana keyakinan Ahlussunnah Wal Jama’ah terhadap tingkatan dan juga derajat dan keafdholan para Khulafaur Rasyidin.

Beliau mengatakan, masih berbicara tentang bagaimana aqidah golongan yang selamat yang dikatakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam semua kelompok masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan dan mereka adalah al-firqatun najiyah, bagaimana aqidah mereka tentang para sahabat khususnya para Khulafaur rasyidun yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman dan juga Ali radhiyallahu ta’ala anhum jami’an, karena di sana ada aliran ada kelompok yang menisbahkan dirinya kepada Islam namun mereka menyimpang dalam masalah khilafah, ada yang mengatakan bahwasanya yang berhak menjadi khilafah setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ta’ala ‘anhu atau ada yang mengatakan bahwasanya Ali lebih afdhal daripada Abu Bakar dan juga Umar sehingga dikhususkan permasalahan ini, bagaimana sebenarnya aqidah Al-Firqatun Najiyah Ahlussunnah Wal Jama’ah tentang permasalahan ini. Beliau mengatakan

وَيُقِرُّونَ

dan Ahlussunnah Wal Jama’ah mereka menetapkan/mengakui

بِمَا تَوَاتَرَ بِهِ النَّقْلُ عَنْ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ

dengan apa yang telah mutawatir penukilannya dari Amirul Mukminin

عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَغَيْرِهِ

di sana ada nukilan dari Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu ta’ala ‘anhu dan selain beliau, disini disebutkan Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu ta’ala ‘anhu karena ada sebagian orang yang mendahulukan beliau dan mengutamakan beliau di atas Abu Bakar dan Umar atau mengatakan beliau yang berhak untuk menjadi khalifah setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam padahal beliau sendiri menyatakan bahwasanya sebaik-baik umat ini adalah Abu Bakar kemudian Umar

مِنْ أَنَّ خَيْرَ هَذِهِ الأُمَّةِ بَعْدَ نَبِيِّهـَا : أَبُو بَكْرٍ، ثُمَّ عُمَرُ

bahwasanya sebaik-baik manusia di dalam umat ini, yaitu umatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam setelah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Muhammad orang yang paling baik dan paling tinggi derajatnya di sisi Allah subhanahu wata'ala, Abu Bakar kemudian setelah itu Umar radhiyallahu ta’ala anhuma jami’an.

Ini telah dinukil dari Ali Bin Abi Thalib dan juga yang lain dan sampai derajatnya derajat Mutawatir, artinya banyak sekali yang mengatakan demikian mengatakan bahwasanya yang paling afdhal adalah Abu Bakar kemudian setelah itu adalah Umar radhiyallahu ta’ala ‘anhu sehingga di dalam sebuah hadits ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya

يا رسولَ اللَّهِ من أحب الناس إليك؟

Siapa orang yang paling engkau cintai? Beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan Aisyah, kemudian dikatakan kepada Beliau shallallahu 'alaihi wasallam

ومن الرجال؟ قال: أَبُوهَا

Siapa diantara laki-laki yang paling engkau cintai? Beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan bapaknya, yaitu bapak Aisyah beliau adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ta’ala ‘anhu. Dan ucapan Beliau shallallahu 'alaihi wasallam

لو كنت متخذا من أمتي خليلا لاتخذت أبا بكر خليل

Kalau aku boleh mengambil kekasih diantara kalian, yaitu di antara manusia di antara para sahabat, niscaya aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasihku. Menunjukkan bagaimana kecintaan Beliau shallallahu 'alaihi wasallam terhadap Abu Bakar dan menunjukkan bahwasanya Abu Bakar adalah orang yang paling dicintai oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan tentunya kecintaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada beliau adalah kecintaan karena Allah subhanahu wata'ala karena keimanan Abu Bakar karena keutamaan Abu Bakar radhiyallahu ta’ala ‘anhu.

ثُمَّ عُمَرُ

Kemudian setelah itu Umar, dengan berbagai keutamaan yang Allah subhanahu wata'ala berikan kepada Umar.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Al Aqidah Al Wasithiyyah]
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url