Jumlah Umat Islam di Indonesia Menurun, Ada Apa?

Berdasarkan data yang saya kutip dari situs nu.or.id (situs resmi Ormas Nahdlatul Ulama) bahwa Di Indonesia pertumbuhan agama Islam justru menurun drastis, seperti data di bawah ini:

  1. Berdasarkan hasil riset Yayasan Al Atsar Al-Islam (Magelang) dan dalam rangkaian investigasi diperoleh data bahwa mulai tahun 1999-2000 Kristen dan Katolik di Jateng telah meningkat dari 1-5 persen diawal tahun 1990, kini naik drastis 20-25 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.
  2. Dari laporan Riset Dep. Dokumentasi dan Penerangan Majelis Agama Wali Gereja Indonesia, sejak tahun 1980-an setiap tahunnya laju pertumbuhan umat Katolik: 4,6 persen, Protestan 4,5 persen, Hindu 3,3 persen, Budha 3,1 persen dan Islam hanya 2,75 persen.
  3. Dalam buku Gereja dan Reformasi penerbit Yakoma PGI (1999) oleh Pendeta Yewanggoe, dijelaskan jumlah umat Kristiani di Indonesia (dari Riset) telah berjumlah lebih 20 persen. Sedangkan menurut data Global Evangelization Movement telah mencatat pertumbuhan umat Kristen di Indonesia telah mencapai lebih 40. 000. 000 orang (19 persen dari total 210 jumlah penduduk Indonesia)
  4. BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia melaporkan penurunan jumlah umat Islam di Indonesia. Contohnya di Sulawesi Tenggara turun menjadi 1,88 persen (dalam kurun waktu 10 tahun). Demikian pula di Jawa Tengah, NTT dan wilayah Indonesia lainnya.
  5. Dalam Kiblat Garut 26 Juni 2012, Menteri Agama RI saat itu, Suryadharma Ali mengatakan, dari tahun ke tahun jumlah umat Islam di Indonesia terus mengalami penurunan. Padahal di sisi lain, jumlah penduduk Indonesia terus bertambah. Semula, jumlah umat Islam di Indonesia mencapi 95 persen dari seluruh jumlah rakyat Indonesia. Secara perlahan terus berkurang menjadi 92 persen, turun lagi 90 persen, kemudian menjadi 87 persen, dan kini anjlok menjadi 85 persen.
  6. Menurut data Mercy Mission, sebanyak 2 juta Muslim Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun. Jika ini berlanjut, diperkirakan pada tahun 2035, jumlah umat Kristen Indonesia sama dengan jumlah umat Muslim. Pada tahun itu, Indonesia tidak akan lagi disebut sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim. Akankah kita umat Islam akan diam, membiarkan populasi muslim tergerus oleh waktu karena ulah umat Islam sendiri.
Dari data di atas cukup miris dimana dahulu kita bangga dengan populasi umat Islam tahun 1980an yang mencapai 95% dan tahun 2022 sudah tersisa 87 % saja berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS) ada penurunan yang signifikan selama 40 tahun ini padahal jumlah penduduk Indonesia selalu bertambah kurang lebih 2,18 % ditahun 2020 berdasarkan data BPS.

Lalu sebenarnya dimana akar masalahnya?

Pemurtadan

Dari data di atas sudah barang tentu akar masalah utama menurunnya populasi atau jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam adalah karena banyaknya pemurtadan oleh kalangan non muslim. Baik pemurtadan secara langsung maupun tidak langsung.

Pemurtadan langsung terjadi karena para pendakwah dara agama lain menggunakan cara-cara berupa bujukan, kompensasi, pernikahan dan semisalnya untuk mengarahkan dan mengajak orang-orang yang sebelumnya muslim untuk berpindah agama. hal ini banyak terjadi di daerah-daerah yang terpencil dan tidak atau kurang terjangkau oleh para pendakwah kita.

Pemurtadan tidak langsung biasanya terjadi karena dalam diri umat Islam itu sendiri kurang meyakini kebenaran agama Islam sehingga timbul keraguan dan ketika ada informasi yang masuk tentang syubhat/fitnah oleh orang tidak bertanggungjawab maka bertambahlah keraguannya dan membuat dia mudah untuk berpindah agama yang dia merasa lebih mudah dan lebih ringan misalnya. padahal jika dia mau belajar maka tidak ada agama yang lebih ringan dan lebih mudah daripada agama Islam.

Demografi

Ini adalah faktor alami dalam kehidupan bernegara. Faktor ini terdiri dari angka kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk. Angka kelahiran umat Islam di Indonesia yang semakin tahun semakin menurun ini saja sudah menjadi faktor menurunnya jumlah populasi Islam di Indonesia. Angka ini bisa dipahami karena banyaknya angka perceraian, menikah di usia yang sudah kurang produktif karena faktor ekonomi dan sebagainya. Angka kematian dan perpindahan penduduk juga menjadi salahsatu faktor pendukung turunnya populasi Muslim di Indonesia.

Kurangnya Pemahaman Agama

Kurangnya pengetahuan tentang agama Islam juga sedikit banyak menjadi pemicu menurunnya populasi umat Islam di Indonesia. Banyak umat Islam yang kurang ilmu menjadi ragu dengan agamanya, ditambah media sosial dan internet sudah merajalela sehingga sulit untuk menyaring mana yang benar dan yang salah. Orang sudah mulai malas untuk datang ke majelis ilmu danlebih memilih informasi di internet yang belum tentu kebenarannya.

Semakin banyak orang menjadi bingung dengan agamanya karena semakin banyaknya orang yang berbicara agama tanpa ilmu yang memadai, sehingga yang disampaikannya itu menimbulkan banyak kebingungan diantara masyarakat.

Orang yang sudah bingun inilah yang menjadi sasaran empuk para misionaris agama lain baik dimurtadkan langsung pindah ke agama lain atau berubah menjadi atheis dan tidak beragama.

Apa yang Bisa Kita Lakukan

Menguatkan Akidah

Perkuat Iman kita dengan mempelajari agama Islam dari yang paling dasar yaitu akidah kita, bagaimana kita mengenal Allah, mengenal Rasulullah, Agamanya, Kitabnya dan Ilmu akidah dasar lainnya agar kita tidak mudah termakan syubhat yang disebarkan oleh para musuh-musuh Islam yang bisa jadi datang dari kalangan yang mengaku sebagai orang Islam itu sendiri.

Belajar di Majelis yang Tepat

Belajar agama Islam tidak boleh sembarangan, kita harus mengetahui riwayat pendidikan dari orang yang akan kita ambil ilmunya, bagaimana akhlaknya dan dengan siapa dia bergaul, karena ketiga kriteria itu yang bisa menjadi salah satu pedoman kita untuk belajar dan mengambil ilmu dari orang tersebut.

Ambillah ilmu dari orang yang agamanya lurus, apa yang disampaikan berdasarkan Al-Quran dan Sunnah sesuai pemahaman Salafussalih yaitu para sahabat, tabi'in dan ulama-ulama terdahulu. Karena di zaman ini tidak sedikit orang yang mengaku berilmu namun dia mengambil ilmunya dari orang-orang barat, orang kafir, orang sekuler dan kelompok-kelompok sejenis kemudian membawa ilmunya itu untuk disampaikan kepada umat Islam sehingga menimbulkan pemahaman yang mnyimpang dalam beragama.

Majelis ilmu yang terbaik adalah majelis ilmu yang dimana kita datang langsung ke tempat guru kita menyampaikan ilmunya agar selain mendapatkan ilmu kita juga bisa mendapatkan lebih banyak keberkahan dari ilmu tersebut. Namun seiring dengan berkembangnya teknologi tidak ada salahnya kita mengikuti majelis ilmu melalui media internet namun harus pandai memilih guru. Pilihlah guru yang lurus akidah dan akhlaknya, ambil ilmunya dari sumber yang lengkap bukan yang terpotong-potong apalagi yang dibanding-bandingkan atau disanding-sandingkan dengan orang yang berpemahaman berbeda.

Belajarlah dari guru-guru yang memiliki pemahaman yang sama agar ilmu yang diterima tidak ada kerancuan di dalamnya. Beberapa rekomendasi website yang bisa kita ambil ilmunya antara lain:
  1. Yufid
  2. Rodja tv dan Radio Rodja
  3. HSI (Kuliah Online)
Dan website lainnya yang dimana guru-gurunya berasal ata sepemahaman dengan yang ada di situs tersebut.

Semoga yang sedikit ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan manfaat kepada kita semua.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url